5 Sept 2018

3 Etika Yang Harus Dijaga Terhadap Pemimpin

Pemimpin adalah simbol persatuan dan kesatuan umat, karena itu kebaikan umat terlihat pada seorang pemimpin dalam memangku kebijakan dan maslahat umat. Umat pun berkewajiban menjaga etika dalam bermuamalah pada mereka.

Etika pertama yang harus dijaga adalah mendoakan para pemimpin. Salafus saleh menyadari kewajiban mereka kepada para penguasa, yang baik atau pun aniaya, yaitu mendoakan untuk kebaikan mereka dan agar tiap kebijakan yang akan mereka ambil sejalan dengan nilai agama serta kemuliaan umat. Adalah Fudhail Bin Iyadh seorang yang terkenal keras dan menjaga jarak dengan para penguasa, tapi dia memahami posisi mereka. Mereka adalah para pemimpin umat, di tangan  mereka lah urusan umat ini dapat terselesaikan. Fudhail pernah berkata, jika aku memiliki doa yang mustajab, ku kan berdoa untuk penguasa, karena baiknya mereka adalah kebaikan untuk umat dan negeri.
Meski demikian, ulama membedakan antara doa untuk pemimpin yang adil dan bijak dengan penguasa yang lalim dan semena-mena. Jika pemimpin yang adil didoakan dengan semua kebaikan, maka penguasa yang lalim didoakan agar mendapat hidayah dan setiap langkahnya selalu dibimbing dalam memimpin negeri.
Mendoakan para pemimpin memberikan teladan pada umat dan masyarakat secara umum untuk menghormati pemimpin mereka. Memposisikan mereka sesuai pada tempatnya sebagai simbol tertinggi Negara, dan selalu positif pada upaya yang tiada henti untuk perbaikan negeri.

Kedua, etika yang harus dijaga terhadap pemimpin adalah menghormatinya. Seorang muslim dituntut untuk menghormati saudara muslim lainya, karena itu menghormati pemimpin lebih utama dilakukan oleh setiap muslim. Pemimpin adalah khalifah Allah di muka bumi ini. Di tangan mereka tampuk kekuasaan dan urusan umat berada. Oleh karena itu seorang pemimpin harus diperlakukan secara khusus, dengan etika dan tatakrama tersendiri. 
Bentuk penghormatannya pun beragam, diantaranya memanggil dengan nama kehormatan. Untuk pemimpin wilayah desa dipanggil dengan pak kades, kecamatan dengan pak camat, hingga pemimpin tertinggi Negara yaitu presiden, raja, atau sultan sesuai dengan sistem yang berlaku di tiap negeri.
Sikap hormat pada pemimpin tidak bertentangan dengan sikap kritis terhadap langkah kebijakannya dalam memimpin. Karena sikap hormat adalah hak untuk setiap pemimpin dan sikap kritis adalah hak mereka yang dipimpin namun tetap santun dalam menyampaikan kritiknya.
Manakala umat menghormati pimpinannya saat itu wibawa sang pemimpin tetap terjaga dalam pandangan masyarakat umum, begitupun hubungan pemimpin dengan ulama akan terjaga dengan baik sehingga mereka mau menerima nasihat karena merasa dihormati.

Etika ketiga yang harus dijaga terhadap pemimpin adalah mematuhi dan tidak menentangnya. Hak seorang pemimpin adalah dipatuhi. Karena di tangan mereka lah maslahat umat berada. Tapi bukan patuh yang tiada pilih perintah meski dalam kemaksiatan. Karena tidak ada kewajiban patuh dalam maksiat. Namun ketika seorang penguasa berbuat dan memerintahkan pada kemaksiatan, bukan berarti harus dilawan dengan senjata. Imam Ahmad Bin Hambal, seoang ulama yang masyhur dengan kisah mihnah alQuran di zamannya, mengalami penyiksaan yang sangat keras dari penguasa hingga tak sadarkan diri. Namun begitu beliau berpesan agar umat mendengar dan taat kepada para  pemimpin dan amirul mu'minin, yang baik maupun pendurhaka, dan melarang menentang serta (keluar) memeranginya.
Baca selengkapnya

2 Sept 2018

Etika Mengikuti Pendapat Mazhab di Suatu Tempat


Berkata Ali bin Ja'far: telah mengabarkan kepada kami Isma'il ibnu Binti As Suddī, ia berkata:

Suatu saat aku hadir di Majlisnya Mālik (Ibnu Anas) -Rahimahullāh-, lalu beliau ditanya tentang suatu perkara, kemudian beliau menjawab dengan pendapatnya Zayd (Ibnu Tsābit) -Radhiyallāhu 'anhu-.

Aku pun berkata: Apa pendapatnya 'Ali dan Ibnu Mas'ūd -Radhiyallāhu 'anhumā- tentang perkara ini?

Kemudian beliau memberi isyarat kepada para penjaga untuk menangkap ku. Ketika mereka mendekat, maka aku pun lari, sampai mereka tak mampu mengejar ku.

Mereka berkata: Apa yg kami harus perbuat untuk buku-buku dan penanya?

Beliau pun menjawab: Datangkan dia tanpa kekarasan.

Lalu kemudian mereka datang kepadaku untuk membawaku kepadanya, dan aku pun ikut bersama mereka.

Lalu Mālik bertanya: Engkau datang darimana? 
Aku menjawab: Aku dari Kūfah.

Beliau kembali bertanya: Engkau tinggalkan dimana Adabmu?
Aku pun menjawab: Sesungguhnya aku ingin mudzakarah denganmu agar aku mendapatkan faedah.

Beliau berkata: Sesungguhnya tidak ada yg mengingkari kemulian dari 'Ali dan Abdullāh (Ibnu Mas'ūd) -Radhiyallāhu 'anhumā-, namun penduduk negri kami mengikuti pendapatnya Zayd bin Tsābit. Apabila engkau berada di antara suatu kaum, maka janganlah memulai kepada mereka dengan sesuatu yg mereka tidak ketahui, sehingga mereka pun membalasmu dengan sesuatu yg tidak engkau inginkan.

[Siyar A'lām An Nubalā' -Ad Dzahabiy-]


Baca selengkapnya

10 Doa dan Harapan Sederhana

10 Doa dan Harapan Bersahaja sang Badui

Ya Allah, Pencipta pepohonan dan buah-buahan,
Yang menciptakan matahari,
Luluskan untukku SEPULUH permintaan.
Tiada yang lain kuharapkan lagi.
Dengarkan, ya Tuhan, dan tuliskan sebagai suratan takdirku.

Pertama, aku memohon sebuah tenda yang besar dan teduh,
Yang terbuka sepanjang hari,
Yang didatangi orang-orang dengan senang hati.

Kedua, aku memohon seorang wanita untuk menjadi istriku,
Yang parasnya CANTIK dan prilakunya BAIK,
Yang dengan sigap memasak
Begitu melihat tamu datang

Ketiga, ya Tuhan, lindungi KEHORMATANKU dari aib.
Jangan biarkan oranglain menodai namaku.

Keempat, anugerahi aku kuda betina yang berlari lincah di bawah sinar matahari,
Dan di tanganku senjata yang tidak pernah luput dari sasaran.

Kelima, karuniakan kepadaku kawanan kambing dan domba yang melimpah,
Membuat sibuk para gembala;
Dan tamu-tamuku dapat makan daging hingga kenyang.

Keenam, karuniai aku unta-unta dengan ambing penuh susu
Aku pun dapat menawarkan kepada siapa saja yang lewat sini.

Ketujuh, berkahi aku kawan-kawan yang JUJUR dan BERANI,
Kelompok yang setia mendangpingiku
Menjaga keselamatan tanah wilayahku.

Kedelapan, izinkan aku berziarah ke Makkah
Mengunjungi KEKASIHKU, Muhammad Saw.

Kesembilan, setelah menjalani kehidupan yang panjang,
Tolonglah aku, ya Tuhan, menjawab MALAIKAT kematian,
Munkar maupun Nakir
Saat  mereka menyidik aku di dalam kubur.

Dan kesepuluh, selamatkan aku dari api neraka;
Izinkan aku tinggal di surga saja.

Dikutip dari Kisah-Kisah Fantastis dari Negeri 1001 Malam
Baca selengkapnya