27 Jun 2012

Hikmah

Banyak  orang yang mendambakan posisi sebagai pemenang. Baik bersifat duniawi maupun ukhrowi. Dalam pencapaian akademis maupun ridha dan maghfiroh Allah. Allah memerintahkan kita sebagai ummat -Nya untuk beradu cepat. Semisal yang disebutkan dibeberapa ayat Al Qur'an yang menggunakan kata al musaaro'ah. "wa saari'uu ilaa maghfirotin min Rabbikum.." Allah memakai khithab saari'uu bukan hanya asri'uu. perintah untuk saling beradu cepat yang bukan hanya sekedar cepat.

Ketika adanya poin berisi adu cepat, biasanya kita akan menjadi lebih semangat. Seperti layaknya sebuah perlombaan. Ya, bisa kita sejajarkan pula kata saari'uu dengan saabiquu. Ketika adanya saabiquu, kita akan berusaha menjadi lebih dahulu, lebih awal, menjadi pemenang. Senada pula dengan kata baadiru. Sering kali kita dengar kalimat. "baadiruu bil a'mal..". Jika di Mesir kita mendengar kata baadiruu, bisa kita artikan berlomba-lombalah dalam mengerjakan kebaikan.


Berusaha maksimal dalam segala amal, mengoptimalisasikan usaha, bukan yang sekedarnya. Karena target yang akan kita capai adalah pemenang, sang juara satu, bukan sekedar juara dua atau tiga. Kita sebagai shoohibul musaaro'ah akan berusaha lebih. Di dalam Al Qur'an surah Al Jumu'ah disebutkan, "fas'au ilaa dzikrillah..", berlari, sebagaimana kita ketahui, berlari beda dengan berjalan. Ada nya usaha yang lebih di dalamnya. Ketika di sebutkan sebelum kalimat fas'au di ayat tersebut, terdapat kata "idza..". Di sini Allah mengajarkan kita untuk memprediksi didalam firman-NYA:
"yaa ayyuhalladziina aamanuu idza nuudiya lish-sholaati min yaumil jumu'ati fas'au ilaa dzikrillahi wa dzarul bayii'.. (Q.S Al Jumu'ah: 9)
wahai orang-orang yang beriman! Apabila telah diserukan untuk melaksanakan sholat pada hari Jum'at, maka segeralah kamu mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli.. (Q.S Al Jumu'ah: 9). 

Dalam ayat tersebut, Allah mengingatkan agar kita bermain prediksi. ketika mendengar adzan, bukan lagi berleha-leha. Maka tinggalkan segera pekerjaan yang sedang kita lakukan. Bahkan ada yang mengatakan bahwa prediksi atas dikumandangkannya azan menjadi acuan dalam persiapan melakukan sholat. Dan ketika azan berkumandang, bukan lagi saatnya melakukan persiapan, akan tetapi sudah memasuki masjid dan siap melaksanakan sholat jum'at. Di dalam surah Adz Dzariyat Allah menyinggung pula:                                                                                   
"fafirruu ilallah Inni lakum minhu nadziirun mubiin...
maka segeralah kembali kepada (menanti) Allah. Sungguh, Aku seorang pemberi peringatan yang jelas untukmu (Q.S Adz Dzariyat: 50).
Seorang mufassir mengatakan bahwa ayat tersebut adalah mihwar (poros) dari surat Adz Dzariyat. Allah mengingatkan kembali kepada kita agar bersegera dalam beramal. Mempercepat langkah, beradu dengan sesama kita untuk menggapai segala kebaikan dan ridha Nya.

Jika ada pertanyaan, mengapa sampai harus berlari? apalagi ketika melihat sekitar kita terkadang dan bahkan sering kali berleha. Mengajak kita bersantai tanpa adanya usaha yang lebih dalam pencapaian. Saudaraku, semisal kita bangun tidur di pagi hari. Berleha beranjak dari kasur yang empuk. Kita sudah tertinggal oleh saudara kita yang lain dalam melaksanakan solat  tahajjud. Dan kita masih berleha pula saat mendengarkan adzan, apalagi dalam mengerjakan sholat Qobliyah. padahal kita tau dalam hadits nabi disebutkan”bahwa dua rakaat sebelum subuh itu lebih baik dari dunia dan seluruh isinya”. 

Disaat waktu berjalan cepat, ketika hari menghiraukan kita bahkan tak menyapa kita sekalipun, hanya renungan, ratapan serta angan-angan dalam impian tinggi terdiam dalam lamunan panjang tanpa adanya usaha bahkan do’a, ingatlah bahwasanya penyesal itu terdapat diakhir hayat bukan diawal. Maka camkanlah dalam diri untuk merubah dari itu semua dalam menggapai kesuksesan dan kemenangan.

Bagikan

Jangan lewatkan

Hikmah
4/ 5
Oleh

Subscribe via email

Suka dengan artikel di atas? Tambahkan email Anda untuk berlangganan.