10 Jan 2014

Berkah Ibadah yang Dilaksanakan Secara Continue

Bismillahirrahmanirrahim

Bagi orang-orang yang baik memiliki sifat dan kebiasaan yang menunjukkan atas kebaikan budi pekertinya dan menunjukkan tanda kedalaman keimanannya pada Allah swt dan memiliki hati yang penuh dengan ketenangan.
Dan diantara sipat utama yang harus dan terus diterapkan dalam kehidupan kesehariannya adalah beribadah secara rutinitas dan istiqomah tanpa terputus ataupun rasa malas yang meliputi hatinya sehingga ia akan sampai pada penghidupan yang dijajnjikan oleh Allah dalam Al-Qur'an sebagaiaman dalam Al-Qur'an Firman Allah
• •
"Barang siapa yang melakukan amal kebaikan dari kaum laki maupun perempuan dan ia beriman maka kami akan memberikan baginya penghidupan yang baik dan kami akan memberikan baginya penghidupan yang jauh lebih baik dari apa yang ia lakukan"


Dan ibadah-ibadah diantaranya shalat,zakat,puasa,haji dan yang lainnya diantara lainnya diantara ibadah-ibadah yang bersumber dari bacaan dan prilaku-prilaku yang dicintai oleh Allah swt,dan ibadah ini diistilahkan adalah mengumpulkan ibadah-ibadah yang lain dan itu maknanya tunduk secara totalitas dan mengikuti ajaran agama secara mutlak dan menyerahkan diri cedara keseluruhan jiwa dan raga pada Allah swt.
Perintah untuk ikhlas dalam beribdah dan terus menerus melaksanakannya,dan dalam alqur'an Allah sering mengulang-ulang ayat dalam al-quran yang menjelaskan untuk melaksanakannya secara teratur dan rutinitas diantara ayat tersebut.

" Dan sesungguhnya kami mengetahui bahwa engkau akan terasa sesak dadamu dengan apa yang mereka katakana.maka bertasbihlah dengan memuji tuhanmu dan jadilah golongan orang-orang yang bersujud .dan sembahlah tuhanmu sampai engkau mati".(Al-Hijr 97-99)

Sesak dada yang dimaksud dalam ayat alquran tersebut adalah sebuah sindiran atau kinayah terhadapa kesedihan atau kesusahan dan rasa sakit yang diderita oleh manusia. Dan maknanya sungguh kami telah mengetaui apa yang dikatakan oleh kaum musyrik itu semua adalah tidak benar dan apa yang telah kami bearikan padamu dari kami itu akan membuat hatimu menjadi susah dan sedih.
Kemudian Allah memberikan solusi pada para nabi-Nya untuk mengobati dan mengantisipasi hal tersebut dengan pirman Allah

(فسبح بحمد ربك وكن من الساجدين )
Bertasbih pada Allah yang dimaksudkan adalah mensucikan-Nya dari hal-hal yang tidak sesuai dengan kemaha sucian Allah.
Bertahmid maksudnya adalah memuji Allah dengan dengan segala sifat kemulian dan Kesempurnaan-Nya.dan maksud jika hatimu merasa sesak-wahai para nabi rasul-disebabkan tuduhan orang kafir maka segerakanlah untuk bertasbih dan bertahmid dengan memperbanyak membaca :
(سبحان الله و الحمد لله )
Berpendapat sebagian para ulama'" bahwa ayat ini mengandung pujian terhadapa Allah dengan segala kesempurnaan,karena kesempurnaan sesuatu ditinjau dari dua segi yaitu ;

Pertama;
Jauh dari segala sifat yang hina dan mensucikannya dari segala sifat yang tidak sesuai dengan kesucian-NYa.
Kedua ;
Memiliki semua sifat kelebihan dan bersifat dengan dengan kesempurnaan.
Dan inilah makna memuji sehingga sempurnalah sifat mensucikan Allah dengan segala sifat kesempurnaan-Nya.dan yang sesusai dengan makna ayat tersebut adalah sebagaiamana yang dijelaskan rasul dalam sebuah hadits beliau yaitu :
"كَلِمَتَانِ خَفِيفَتَانِ عَلَى اللِّسَانِ ثَقِيلَتَانِ فِي الْمِيزَانِ حَبِيبَتَانِ إِلَى الرَّحْمَنِ سُبْحَانَ اللَّهِ وَبِحَمْدِهِ سُبْحَانَ اللَّهِ الْعَظِيمِ"

Ada dua kalimat yang sangat ringan diucapkan dilidah dan berat timbangannya di akherat kelak dan sangat disukai oleh Allah swt yaitu subhanallah wabihamdihi dan subhanallahil Azim.

Dan Imam Bukhari menutup buku hadits shahih beliau dengan mengutip hadits tersebut.

*Dan yang dimaksud sujud dalam ayat
(وكن من الساجدين )
Yang dimaksud dengan sujud adalah shalat ..digambarkan dengan sebagian dari pekerjaan shalat itu sendiri namun yang dimaksudkan adalah seluruhnya yaitu shalat,disebabkan karena sujud adalah bagian terpenting dan paling utama dalam pelaksanan shalat sebagaimana yang digambarkan sebuah hadits rasul saw bersabda ;

أقرب مايكون العبد من ربه وهو ساجد فأكثروا الدعاء ( الحديث )
Paling dekat posisi serang hamba dengan Tuhannya ketika ia bersujud maka perbanyaklah doa waktu sujud.

Maka diambil sebuah kesimpulan dari urutan ayat tersebut yaitu perintah tasbih,tahmid,dan shalat sebagai solusi dari kesesakan dada dalam menghadap masalah sebagai bukti bahwa dengan rutinitas ibadah sebagai solusi dari masalah yang sedang dihadapi dan menghilangkan segala keresahan dan kebingungan oleh sebab ituah rasul ketika beliau menghadapi masalah yang berat beliau langsung shalat.
Adapun yang dimaksud dengan perintah ibadah dalam ayat

(واعبد ربك حتى يأتيك اليقين )
Menjadi bukti dan dalil bahwa shalat maupun ibadah lainnya adalah merupakan kewajiban bagi setiap manusia selama akalnya masih ada dalam jiwanya,sehingga ia wajib shalat sesuai dengan keadaannya.dan masalah kewajiaban shalat dalam sebuah hadits rasul menjelaskan sebagai berikut;

صل قائما فإن لم تستتطع فصل قاعدا فإن لم تستطع فعلى جنبك"
Shalatlah kamu dengan cara berdiri jika tidak mampu maka shalatlah dengan cara duduk dan jika tidak mampu duduk maka shalatlah dengan cara tidur.

Dan dengan ayat tersebut menolak pendapat orang yang mengatakan bahwa yang dimaksud dengan kata-kata yaqin adalah ma'rifah atau mengenal Allah,yang mana menurut pendapatnya dia "jika seseorang sudah mencapai derajat ma'rifat maka gugurlah baginya kewajiban seperti shalat dan kewajiban lainnya" dan ini adalah sebuah kekufuran dan kesesatan yang bersumber dari kebodohan dan tipu daya syethan semata.
Dan demikian juga dengan ayat tersebut menjadi perintah untuk melaksanakan ibadah secara terus menerus dan menjadi rutinitas sehari-hari terhadap orang yang sudah menjadi mukallaf dengan perintah Allah SWT tersebut sebagai Allah SWT mewasiatkannya juga kepada para Nabi dan Rasul-Nya untuk terus menerus melaksanakan ibadah selama hayat masih dikandung badan.
Dan diantara ayat yang menceritakan kisah para Nabi dan Rasul yang melaksanakan ibadah secara terus menerus sebagaiamana yang terjadi pada Nabi Isa As yang menolak pendapat kaumnya yang heran dengan dan takjub dengan kejadian yang dialaminya dan ibunya siti maryam dengan ucapannya ;
Dia berkata bahwa aku adalah hamba Allah dan memberikan aku kitab dan menjadikan aku sebagai Nabi dan menjadikan aku berkah dimanapun aku berada dan mewasiatkan padaku untuk tetap shalat dan menunaikan zakat selama aku hidup.

Maknanya :
Ia mengatakan pada kaumnya bahwa aku adalah hamba Allah SWT diantara hamba-Nya yang lain yang memberikan aku berapa macam kekuatan,itu semua karena kekuasaan Allah SWT,saya hamba-Nya dan kalian juga hamba-Nya.dan inilah Allah Maha Pencipta Yang Maha Agung yang dalam taqdir-Nya telah memberikan aku kitab Injil yang terkandung didalamnya perintah,nasehat dan peringatan-peringatan dan menjadikan aku sebagai Seorang Nabi dan aku menyerukan pada ummatku untuk menyembah Allah SWT dan mengaruniaku kebarekahan dan kebaikan yang banyak serta mewasiatkan padaku untuk tetap menjaga shalat dan menunaikan zakat selama aku hidup tanpa merasa lelah dengan melaksanakan keduanya dan demikian pula dengan ibadah-ibadah lainnya yang Allah SWT perintahkan padaku untuk terus melaksanaknnya.
Dan bila kita membaca Al-Qur'an pada Surah Al Ma'arij niscaya akan menemukan bahwa Allah SWT memberikan sanjungan dalam beberapa ayat bagi orang rutinitas melaksanakan ibadahnya dengan penghargaan yang tinggi,dan Allah SWT memulai ayat tersebut dan menutupnya dengan perintah untuk tetap melaksanakan ibadah shalat secara terus menerus.Allah SWT berfirman dalam Al-Qur'an :
• •

"Sesungguhnya manusia diciptakan keluh kesah.jika ditimpa keburukan maka ia akan terlarut dalam kesusahan dan jika ia mendapatkan kemuliaan maka ia akan pelit.kecuali orang-orang yang shalat.dan selalu menjaga shalatnya terus menerus".

Dan yang dimaksud kata (الإنسان) dalam ayat ini adalah manusia dari jenisnya bukan dimaksud pada perorangan tertentu sebagaimana dalam ayat lain Allah berfirman :

"Demi masa.sesungguhnya manusia dalam keadaan rugi.kecuali orang-orang yang beriman dan beramal salih dan saling nasehat menasehati dalam kebenaran dan kesabaran".

Kata atau lafaz (هلوعا ) adalah bentuk bentuk mubalagah dari kata الهلع yang berarti melalaikan jiwa dan mentabzirkannya sehingga keluar dari koridor kedewasaan dan kematangan ketika ia dihadapkan dengan masalah yang bisa membahayakannya dan kehilangan apa yang disukainya maupun yang menjadi kebutuhannya dan Allah swt menafikan dari sifat-sifat yang tadi dengan dua sifat sebagaimana yang terdapat dalam Firman-Nya :

"kecuali orang yang melakukan shalat.dan melaksanakan shalat dengan terus menerus".

maka sudah menjadi tabi'at manusia akan mengalami keluh kesah jika ia dalam posisi terjepit dan akan menjadi pelit ketika ia dalam posisi kaya kecuali orang-orang yang shalat diantara mereka,yang mana mereka melakukan shalat dengan terus menerus dan menjaga semua rukun dan syaratnya dengan sempurna dan melaksanakannya dengan tidak dipengaruhi oleh kesusahan ataupun kelapangan,kaya atau miskin,musafir maupun tidak musafir.
Merekalah yang Allah SWT sifatkan dalam Al-Qur'an :

"Sekelompok orang yang tidak terlalaikan dengan usaha dan jual beli untuk ingat kepada Allah melaksanakan shalat dan menunaikan shalat dan mereka takut terhadap hari dimana pada hari itu akan membolak balikkan hati dan penglihatan (hari kiamat)".

Makna firman Allah SWT yang menyatakan :
) )
sebagai isyarat bahwa sesungguhnya mereka tidak terhalang oleh berbagai kesibukan yang mereka hadapai sebab kata rutinitas artinya jika seseorang tidak meninggalkan pekerjaan tersebut.
Sedangkan sandaran kata tetap ( ) tersebut pada orang-orang yang shalat adalah sebagai pengkhususan terhadap keadaan mereka yang melaksanakannya secara rutinitas sebab merekalah yang terus menerus melaksanakannya.
Kemudian dalam ayat lanjutannya Allah SWT mensifati mereka dengan sifat-sifat yang terpuji sebagaiamana firman Allah SWT dalam Surah Al-Ma'arij ayat 23-33 :
• • •
"yang mereka itu tetap melaksanakan shalatnya.dan orang-orang yang dalam hartanya terdapat bagian tertentu.bagi orang yang meminta dan orang yang tidak mempunyai apa-apa.dan orang-orang yang mempercayai hari pembalasan.dan orang-orang yang takut terhadap azab Tuhannya.karena sesungguhnya azab Tuhannya tidak seorang pun merasa aman.Dan orang-orang yang menjaga kemaluannya.kecuali terhadap isteri-isteri mereka atau budak yang mereka miliki,maka sesungguhnya mereka dalam hal ini tidak tercela.dan barang siapa mencari sesuatu dibalik itu maka mereka termasuk orang yang melampaui batas.Dan orang-orang yang memelihara amanat-amanat dan janji-Nya.dan orang-orang yang memberikan kesaksiannya".

Sebagaimana Allah memulai ayat tersebut dengan dengan memberikan pujian dengan sifat yang terpuji

) )
dan menutup sifat mereka dengan mensifati mereka dengan orang-orang yang :

) (
maksudnya yaitu mereka melakasanakannya dengan sempurna tanpa ada kekurangan dalam pelaksanaannya baik dari segi kekhusyu'an maupun dalam bacaannya demikian pula rukun,sunnat maupun adab-adab dalam shalat.
Dengan pembukaan sifat dan penutupannya dalam ayat tersebut menunjukkan kemuliaan shalat dan ketinggian kedudukannya serta hasil yang ditimbulkan ketika melaksanakannya secara terus menerus.
Dalam mengomentari ayat tersebut Imam Zamakhsyari dalam tafsirnya Al-Ksysyaf mengutarakan : jika engkau engkau bertanya"kenapa Allah SWT dalam ayat ini memulai dengan mengatakan "
) )
dan dalam ayat terakhirnya mengatakan
) (
maka aku mengatakan : bahwa makna rutinitas () melaksankannya yaitu melakasanakannya secara terus menerus tanpa terhenti dan tidak terhalang oleh kesibukan apapun.sedangkan makna menjaga ( ) adalah memperhatikan perintah shalat dengan betul-betul teliti dalam pelaksanaannya seperti wudlu'nya,waktunya,sunnatnya serta adab-adabnya.rutinitas kembali pada pelaksanaan shalat sedangkan menjaganya kembali pada menjaga kedaan shalat tersebut.
Maka para pembaca dapat menilai bagaimana Allah SWT memberikan pujian terhadap orang mukmin yang benar-benar percaya dengan menjaganya dari sifat keluh kesah dan memberikannya dengan delapan sifat terpuji yaitu diantaranya : rutinitas dalam melaksanakan shalat,pemurah dalam mengatur hartanya terdapa orang yang membutuhkannya dan meyaqini adanya hari kiamat dan apa yang akan dialaminya pada waktu tersebut dengan penghisaban pahala maupun dosa,menjaga kemaluannya,menunaikan amanah dan menegakkan kesaksian yang benar,dan taat dalam melaksanakan kewajiban-kewajibannya.
Maka dalam ayat tersebbut Allah memberikan kabar gembira pada mereka dengan firman-Nya dalam Al-Qur'an

"mereka akan menempati tempat disurga dan mereka dimuliakan".

Supaya Allah mencintai hamba-Nya ketika ia melaksanakan ibadah secara terus menerus dalam ketaatan serta menggunakan sifat akhlak yang mulia dengan tidak terhenti maupun malas dalam penerapan kesehariannya.
Allah memberikan kabar gembira kepada mereka bahwa dengan melaksanakan ibadah secra rutinitas akan mendapatkan ganjaran yang sangat besar berupa balasa yang yang tiada tandingannya dan tidak berbatas dan surga yang dimana didalamnya terdapat segala yang diinginkan dan menyedapkan pandangan mata dan mereka akan kekal berada didalam surga.
Diantara ayat-ayat Al-Qur'an yang menguatkan tentang janji tersebut Allah berfirman dalam surah Ar-Ra'd ayat 35 :
• • • • •
"perumpamaa surga yang dijanjikan bagi orang-orang yang bertaqwa adalah mengalir dibawahnya sungai sungai yang didalamnya terdapat makanan yang tidak terputus dan itulah balasan bagi orang yang bertaqwa dan balasan bagi orang kafir adalah neraka".

Maksud perumpamaan dalam ayat tersebut adalah sebuah sifat yang mulia yaitu sifat surga yang dijanjikan Allah swt pada hamba-Nya yang bertaqwa bahwa dibawah bangunan dan pepohonannya mengalir air sungai-sungai dan buahnya akan terus menerus ada tanpa terputus dan naungannya akan tetap ada tanpa akan lenyap.
Demikianlah surga yang digambarkan Allah dengan gambaran yang indah dan dialah cita-cita orang beriman yang tertinggi sedangkan orang kafir mereka mencita-citakan neraka dan itulah tempat yang sangat hina.
Dianatar ayat yang menjelaskan tentang kemuliaan yang Allah berika pada nabi Muhammad saw dengan sebab rutinitas dalam melaksanakan ibadah baik yang berupa pekerjaan maupun ucapan dengan Allah menganugerahkan balasan yang tidak terputus dan ganjaran yang tiada ada akhirnya.firman Allah dalam surah Al-Qolam ayat 3 :
• •
lafaz mamnun berasal dari kata Al-Mannu yang berarti terputus dan berakhir seumpama engkau mengatakan مننت الحبل :إذا قطعته .
makna ayat tersebut adalah dan sesungguhnya kami sediakan bagimu wahai rasul yang mulia suatu balasan yang besar dan tidak ada seorang pun yang mengetahui ukurannya kecuali Allah swt dan balasan tersebut tidak akan terputus dan tidak akan berkurang.
Maha benar Allah dengan apa yang difirmankan dalam surah Al-Baqorah ayat 25 :
• •


"Dan beritakanlah kabar gembira bagi orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shalih bahwa bagi mereka surga yang mengalir dibawahnya sungai-sungai dan ketika mereka mendapatkan rizqi dari buah-buahannya maka mereka mengatakan inilah yang Allah janjikan kami ketika didunia dan mereka juga diberkan kenikmatan yang serupa dan dalam surga juga Allah sediakan bidari-bidadari yang suci dan mereka akan kekal berada didalamnya".

Bila kita merujuk pada buku-buku hadits kita akan menjumpai bahwa pekerjaan yang paling rasul gemari adalah melaksanakan ibadah dan ketaatan lainnya dengan rutinitas dan tidak terputus dalam ucapan,amal kebaikan dan semua pekerjaan yang Allah cintai.
Diantara hadits yang menjelaskan hal tersebut sebagaiamana yang diriwayatkan oleh siti Aisyah ra berkata :

كان رسول الله صلى الله عليه وسلم إذا فاتته الصلاة من الليل من وجع أو غيره صلى من النهار اثنتى عشر ركعة ( رواه مسلم عن السيدة عائشة رضى الله عنها )

"Bahwasanya rasulullah saw jika luput melaksanakan shalat sunnat diwaktu malamnya dengan sebab sakit atau yang lainnya maka akan menggantinya siang harinya dengan 12 raka'at".

diriwayatkan oleh sayyidina Umar ra berkata bahwasanya Rasul bersabda :

من نام عن حزبه من الليل – أى عما اعتاد قراءته من الليل – أو عن شيئ منه فقرأه مابين صلاة الفجر وصلاة الظهر كتب له كأنما قرأه من اليل ( رواه مسلم عن عمر بن الخطاب رضى الله عنه )
"Barang siapa tertidur dengan kebiasaan zikirnya-kebiasaan membacanya waktu malam –atau sebagian yang terluput kemudian ia membacanya antara shalat subuh dan zuhur maka ia terhitung seumpama ia membacanya malam hari".
Dari dua hadits shahih tersebut sebagai bukti nyata kalau rasul sangat memperhatikan rutinitas dalam pelaksanaan ibadah maupun ketaatan lainnya.
Dan rasul juga tidak membedakan ibadah beliau dalam bagaimanapun keadaanya sebagaimana yang diriewayatkan siti aisyah dalam kitab sahih bukhari muslim bahwa bahwa suatu ketika siti aisyah ditanya tentang ibadah rasul : apakah rasul mengkhususkan hari tertentu dalam ibadah disebabkan banyaknya bentuk amala shlaih? Maka beliau menjawab ; tidak,bahwa rasul dalam elaksanakan ibadah bentuknya rutinitas artinya tetap melksanakannya siang maupun malam dalam satu aturan,kemudian siti Aisyah bertanya siapa diantara kalian yang mampu melaksanakannya seperti rasul.
Terdapat juga banyak hadits yang menjelaskan bahwa rasul sangat senang untk melaksanakan ibadah secara rutinitas sekalipun ia tidak terlalu banyak.
Dalam bkhari muslim siti aisyah meriwayatkan sebuah hadits :

أن رسول الله سئل : أي الأعمال أحب إلى الله ؟ فقال صلى الله عليه وسلم أدومها وإن قل (رواه الشيخان عن السيدة عائشة رضى الله عنها )

Bahwa suatu ketika rasul ditanya : pekerjaan apakah yang paling Allah sukai ? maka rasul menjawab ; pekerjaan yang rutin dilakukan seka;ipun ia sedikit.
Dalam hadits sahih lainnya juga rasul menjelaskan sebagaimana yang diriwayatkan oleh siti Aisyah ra berkata :

قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : أحب الدبن إلى الله ما داوم عليه صاحبه "
"Rasul SAW bersabda bahwasanya agama yang paling disukai oleh Allah adalah yang penganutnya istiqomah dalam menjalankan ibadahnya".

Dari apa yang sudah dijelaskan dalam hadist shahih maka sudah jelas bagi orang yang berakal bahwa rasul sangat antusias dalam elaksanakan ibadah secra rutinitas menjalankan perintah Allah dengan teratur dan segera menjalankannya krtika sudah datang waktunya.
Dianatara hal yang bisa membantu seorang mukmin untuk bisa tetap rutin dalam melaksanakan ibadah adalah dengan melaksanakan ibadah secara tidak berlebihan dan melaksanakannya sesuai dengan tuntunan rasul saw,sebab agama islam berdiri diatas pondasi yang dimudahkan bukan untuk menyulitkan,sangat memperhatikan keadaan bukan untuk memberatkan dan menghilangkan hal-hal yang memberatkan bukan membuat kesulitan-kesulitan baru.
Diantara ayat Al-Qur'an yang menguatkan dalil tersebut adalah Firman Allah :

"Allah menghendaki bagimu kemudahan bukan menghendaki kesulitan".

Demikian juga dalam ayat lain Allah swt berfirman :

"Allah menghendaki untuk meringankan beban kalian dan sesungguhnya manusia diciptakan dalam keadaan lemah" .

Diantara hadits-hadits shaih yang menguatkan bahwa agama islam didasarkan atas kemudahan bukan kesulitan sebagaiamana yang terdapat dalam kitab sahih bukhari yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah ra :
أن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال : إن الدين يسر ولن يشاد الدين أحد إلا غلبه فسددوا وقاربوا وأبشروا واستعينوا بالغدوة والروحة وشيئ من الدلجة "

Bahwasanya rasul bersabda : sesungguhnya agama itu memberikan kemudahan dan tidak seorang yang mau melaksanakannya dengan sungguh-sungguh kecuali ia akan mamapu melaksanakannya maka beribadahlah dengan sedeerhana dan rapatkan,saling memberikan kabar baik dan saling tolonglah dengan saling memberikan semangat untuk melaksanakan ibadah pagi sore dan akhir waktu malam".

Maknanya :
bahwa agama islam ini syriatnya berdiri atas dasar kemudahan bukan kesulitan dan barang siapa yang ingin melaksanakan semua ajaran agama maka ia akan mampu melaksanakan agama sekalipun banyak bentuk kebaikan didalamnya yang diridlai Allah swt sebagai agama yang benar sebagaiaman firman Allah dalam Al-Qur'an :

"pada hari ini akau sempurnakan bagimu agama kalian (islam) dan aku ridlai islam sebagai agama kalian" .

dan senantiasalah perkara tersebut akan berlaku seterusnya ,maka berusahalah untuk untuk menunaikan ibadah dan ketaatan dengan penuh semangat dan persiapan yang mantap dan senantiasa dalam melaksanakannya dengan sederhana tanpa membebani diri,jika tidak mampu melaksanakan dengan sempurna maka laksanakannlah dengan sesuai dengan batas kemampuan yang ada.dalam surah Al-Baqarah Allah berfirman pada ayat 286 :

"Allah tidak membebani seseorang kecuali sesuai dengan kemampuannya".

Maka saling memberikan kabar gembira dengan balasan yang Allah janjikan dan saling Bantu dalam melaksanakan ibadah sesuai dengan waktunya baik pagi petang maupun pada akhir waktu pada malam hari sebab waktu-waktu tersebut adalah tempat seseorang lebih semangata dalam melaksanakan ibadah.
Dalam hadits sahih sebagaimana yang diriwayatkan oleh Siti Aisyah ra bahwasanya rasul menyuruh sahabatnya beribadah sesuai dengan kemampuannya.maka para sahabat menjawab: wahai rasul kami bukan seperti engkau sesungguhnya Allah telah mengampuni dosamu yang sudah dilakukan maupun yang belum dikerjakan,maka rasul pun marah dengan apa yang mereka katakana dan kelihatan dari wajah beliau tanda marahnya,kemudia beliau bersabda :

إن أتقاكم وأعلمكم باالله أنا "
"Sesungguhnya yang paling taqwa dan paling mengetahui Allah diantara kalian adalah aku".

Demikian juga hadits lain yang terdapat dalam sahih bukhari muslim sebagaimana yang diriwayatkan oleh siti aisyah ra : suatu ketika rasul datang kepada siti aisyah dan pada saat itu ada maka perempuan bersama Siti Aisyah dan menyebutkan kalau perempuan tersebut banyak melaksanakan ibadah baik shalat puasa dan lainnya..!!maka rasul bersabda :

مه –أى كلمة زجر ونهى- عليكم من الأعمال بما تطيقون فو الله لا يمل لله حتى تملوا "
"Jangan kamu lakukan seperti itu dan hendaklah kalian melaksanakan perbatan sesuai dengan kemampuanmu demi Allah sesungguh Allah tidak akan bosan kecuali kalian bosan".

Maknanya :
laksanakanlah ibadah yang kalian mampu dilaksanakan dan tetapkan untuk mengerjakannya demi Allah sesungguhnya Allah tidak aka menghentikan balasan pekerjaan kalian kecuali jika kalian meninggalkan untuk meninggalkan rutinitas dalam melaksanakan ibadah tersebut dengan sebab memaksa diri dan berlebihan dalam melaksanakannya.
Dalam hadist sahih yang diriwayatkan oleh Abdullah Ibnu Mas'ud RA bahwasanya rasul bersabda :
هلك المتنطعون "
Binasalah orang-orang yang berlebihan".

Dalam hadits sahih bukhari muslim sebagaimana yang diriwayatkan oleh Anas Bin Malik RA suatu ketika rasul masuk masjid kemudia beliau melihata tali yang diikat antara dua tiang maka beliau bertanya untuk apa tali tersebut?maka sahabat menjawab bahwa tali tersebut untuk zainab (ada riwayat mengatakan bahwa yang dimaksud zainab adalah zainab binti jakhsy) jika ia merasa capek maka ia mengikat dirinya ditali tersebut,maka rasul bersabda :
حلوه ليصل أحدكم نشاطه فإذا فتر فليرقد"

"Buka tali itu dari tiang dan hendaklah kalian shalat dengan penuh semangat dan bila merasa lelah maka tidurlah".

Dalam sahih bukhari muslim juga diriwayatkan oleh Siti Aisyah RA bahwasanya rasul bersabda ;

إذا نعس أحدكم وهو يصلى فليرقد حتى يذهب عنه النوم فإنه إذا صلى وهو ناعس لايدرى لعله يذهب يسغفر فيسب نفسه "
"Jika kalian mengantuk dan ia mau shalat maka tidurlah dahulu sampai rasa ngantuknya hilang sebab jika ia shalat dalam keadaan ngantuk maka ia tidak tahu dengan apa yang terucap yang rencananya mau minta ampun pada Allah malah mencela dirinya".

Diriwayatkan oleh Abdullah bin Amr RA berkata :

قال لى النبي صلى الله عليه وسلم بلغنى أنك تقوم الليل وتصوم النهار ؟ فقلت إنى أفعل ذلك فقال صلى الله عليه وسلم إنك إن فعلت ذلك هجمت عينك ونقه نفسك وإن لنفسك حقا ولأهلك حقا فصم وأفطر وقم ونم"
Berkata suatu ketika nabi padaku : telah sampai padaku berita kalau engkau bangun malam hari dan puasa pada siang harinya?aku mengatakan ; benar ya rasul aku melakukan itu ,maka rasulpun bersabda sesungguhnya kamu jika melakukan itu maka kamu telah menyiksa matamu dan melelahkan jiwamu dan sesungguhnya jiwamu memiliki hak padamu dan keluargamu juga memiliki hak padamu maka puasa dan berbukalah dan bangun tengah malam serta tidurlah.
Dalam riwayat lain dalam sahih bukhari muslim diriwayatkan bahwa Abdullah bin Amr saya ceritakan rasul dan saya mengatakan : demi Allah aku akan puasa siang harinya dan bangun malamnya selama saya hidup maka rasulpun bersabda padaku ; apa kamu yang mengatakan seperti itu ? maka aku menjawab ; demi ibu dan bapak aku telah mengatakannya wahai rasulullah.maka rasul pun bersabda :

فصم وأفطر ونم وقم فإن لجسدك عليك حقا ولبيتك عليك حقا ولزورك عليك حقا قال عبد الله فقلت يارسول الله إنى أجد قوة فقال له صلى الله عليه وسلم صم صيام داود ولا تزد عليه فقلت وما صيام داود ؟ قال نصف الد هر – أى صم يوما و أفطر يوما قال عبد الله فلما كبرت ودت أنى قبلت رخصة رسول الله صلى الله عليه وسلم"

"Puasa dan berbuka,bangun dan tidurlah sebab badanmu memiliki hak keluargamu memiliki hak dan tamumu juga ada haknya maka Abdullah berkata ya rasul aku sanggup melakukannya maka rasulpun menjawab kalau begitu puasalah seperti nabi dawud Abdullah bertanya lagi ,bagaimana bentuk puasa nabi dawud ya rasul ?beliau menjawab ; puasa setengah tahun maksudnya puasa sehari dan tidak puasa sehari.berkata Abdullah ketika aku sudah tua maka maka aku ingin kembali menerima keringanan dari rasul tersebut".

Kesimpulan :
dari pembahasan tersebut bahwa buah dari ibadah dan ketaatan akan didapatkan jika dilaksanakan secara rutin dan dalam pelaksanaannya dilakukan dengan tidak berlebihan dan tidak melampaui batas sebab agama islam didasarkan atas kemudahan bukan kesulitan,dan kewajiban-kewajibannya dilaksanakan sesuai dengan batas kemampuan dan maha benar Allah SWT dengan firman-Nya dalam Al-Qur'an:


"Allah tidak membebani hamba-Nya kecuali sesuai dengan batas kemampuanya".

Semoga Allah menunjukkan kita jalan-Nya yang lurus serta diberikan kekuatan untuk bisa istiqomah dalam menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya dan akhirnya Alhamdulillah robbil A'lamin.

Bagikan

Jangan lewatkan

Berkah Ibadah yang Dilaksanakan Secara Continue
4/ 5
Oleh

Subscribe via email

Suka dengan artikel di atas? Tambahkan email Anda untuk berlangganan.