Talaat Harb sq - Central of Downtown - Cairo |
Jantung Kota Kairo
Menjelang akhir abad 19, Mesir
dipimpin oleh Ismail Pasha. Generasi ke - 5 Dinasti Muhammad Ali. Saat itu
Mesir masih menjadi wilayah provinsi dari Turki Ottoman. Hingga Mesir berubah
menjadi daerah otonomi kesultanan Turki, dan sebutan pemimpinnya berganti dari
wali (gubernur) menjadi cadaves, sebuah posisi di atas perdana menteri namun
masih di bawah raja. Jadilah Ismail Pasha seorang cadaves pertama dan yang
mengakhiri status kegubernuran Mesir. Nah, di situlah sejarah Downtown dimulai.
Era Ismail Pasha adalah era
perubahan dan transisi dari Mesir Arab menuju Mesir modern yang berkiblat pada
eropa dan menjadikan Mesir bagian dari eropa. Pembangunan kawasan Pusat Kota
merupakan bagian dari upaya modernisasi.
Arsitek Perancis dan Italia pun
dilibatkan dalam perencanaan tata kota dan pembangunan gedung-gedung dalam
kawasan. Tidak hanya itu, istana negara yang tadinya berpusat di Benteng Salahuddin,
dipindahkan ke istana Abedeen. Sebuah istana yang terletak sekitar 500 m dari jantung pusat kota. Perbatasan kota Kairo
memanjang dari Kawasan Benteng Salahuddin di timur, sampai ke pemakaman
Azbakeya dan Attaba sq di barat.
Hanya dalam waktu singkat, Ismail
Pasha mampu merubah kota Kairo menjadi kota Paris. Hal tersebut ditandai dengan berdirinya bangunan-bangunan bercorak eropa yang dimulai pada tahun 1869, setelah pembukaan
kanal Suez. Dan kota Kairo saat itu menjadi kota terindah yang menandingi keindahan
eropa karena keindahan tata kota dan seni arsitekturnya. Perubahan yang tidak
hanya terihat dari sisi bangunan, namun kehidupan sosial
masyarakat kala itu pun ikut berubah.
Kairo Khedivial, ato kawasan
Pusat Kota sebagai jantung kota Kairo. Daerahnya membentang
dari Jembatan Kasr el-Nil sampai Attabah.
Di dalamnya terdapat banyak bangunan yang menjadi ikon dan sorotan mata
bagi para pelancong. Di antaranya gedung Kemenlu, Opera House, jembatan Kasr el-Nile, dan istana Abedeen.
Talaat Harb Square
Ruas jalan dan alun-alun Talaat Harb adalah saksi bisu dan tertua seiring dengan umur pembangunan Pusat Kota. Di mana masih bisa kita nikmati gedung-gedung bergaya Perancis yang ada hingga kini masih berdiri kokoh.
Dulunya, nama ruas jalan dan alun-alun tersebut bukan Talaat Harb. Tetapi Sulaiman Pasha. Pengabadian nama seorang jendral di era Muhammad Ali Pasha yang berjasa mendirikan sekolah-sekolah militer untuk pertama kali. Dia berkebangsaan Perancis, dan datang ke Mesir bersama dengan Napoleon Bonaparte pada saat ekspansi. Kemudian menetap di Mesir dan masuk Islam hingga akhir hayatnya.
Sulaiman Pasha memiliki nama asli Joseph Anthelme Sève sebelum islamnya. Selain sebagai seorang komandan dalam hubungannya dengan kerajaan, dia juga seorang menantu dari Muhammad Sharif Pasha, tokoh yang dikenal sebagai pencetus perundang-undangan Mesir dan pernah menjabat sebagai perdana menteri sebanyak empat kali di era Ismail Pasha dan Muhammad Tawfiq Pasha. Karena kecintaan rakyat Mesir terhadapnya, dan jasa-jasa besarnya terhadap Mesir, terutama dalam membangun militer, ruas jalan dan alun-alun diberi nama Sulaiman Pasha. Dibuatkan juga patung monumen Sulaiman Pasha dan diletakkan di tengah alun-alun.
Setidaknya, patung itu tetap eksis hingga revolusi 1952 yang dipimpin oleh Muhammad Naguib, Gamal Abdel Nasser, Anwar Sadat dkk. meletus. Nama ruas jalan dan alun-alun dirubah. Patung Sulaiman Pasha dicabut, dan diganti dengan patung pemilik nama alun-alun yang baru. Talaat Harb. Seorang tokoh negarawan dan ekonom besar asli Mesir, juga pendiri Banque Misr.
Apartemen Yacoubian
Dulunya, nama ruas jalan dan alun-alun tersebut bukan Talaat Harb. Tetapi Sulaiman Pasha. Pengabadian nama seorang jendral di era Muhammad Ali Pasha yang berjasa mendirikan sekolah-sekolah militer untuk pertama kali. Dia berkebangsaan Perancis, dan datang ke Mesir bersama dengan Napoleon Bonaparte pada saat ekspansi. Kemudian menetap di Mesir dan masuk Islam hingga akhir hayatnya.
Sulaiman Pasha memiliki nama asli Joseph Anthelme Sève sebelum islamnya. Selain sebagai seorang komandan dalam hubungannya dengan kerajaan, dia juga seorang menantu dari Muhammad Sharif Pasha, tokoh yang dikenal sebagai pencetus perundang-undangan Mesir dan pernah menjabat sebagai perdana menteri sebanyak empat kali di era Ismail Pasha dan Muhammad Tawfiq Pasha. Karena kecintaan rakyat Mesir terhadapnya, dan jasa-jasa besarnya terhadap Mesir, terutama dalam membangun militer, ruas jalan dan alun-alun diberi nama Sulaiman Pasha. Dibuatkan juga patung monumen Sulaiman Pasha dan diletakkan di tengah alun-alun.
Setidaknya, patung itu tetap eksis hingga revolusi 1952 yang dipimpin oleh Muhammad Naguib, Gamal Abdel Nasser, Anwar Sadat dkk. meletus. Nama ruas jalan dan alun-alun dirubah. Patung Sulaiman Pasha dicabut, dan diganti dengan patung pemilik nama alun-alun yang baru. Talaat Harb. Seorang tokoh negarawan dan ekonom besar asli Mesir, juga pendiri Banque Misr.
Apartemen Yacoubian
Sebuah apartemen yang terletak di tepi ruas jalan Sulaiman Pasha. Alaa Al Aswani mendokumentasikannya dalam sebuah novel dengan judul yang sama, Apartemen Yacoubian. Menurut kisahnya, apartemen Yacoubian dibangun pada tahun 1934 oleh seorang konglomerat Armenia bernama Hagop Yacoubian. Yang juga seorang pemuka komunitas Armenia di Mesir. Insiatifnya membangun sebuah apartemen kelak akan mengabadikan namanya. Dengan bantuan seorang arsitektur Italia terkenal, dan kurang dari dua tahun prosesi pembangunannya pun selesai.
Sebagai kawasan elit, orang-orang yang tinggal di Pusat Kota adalah kalangan bangsawan, pejabat kerajaan, saudagar dan para pengusaha asing. Tidak terkecuali para penghuni apartemen Yacoubian. Sampai meletusnya revolusi 1952, orang-orang asing yang tinggal di kawasan tersebut pergi meninggalkan Mesir untuk memilih selamat. Banyak flat yang kosong karena ditinggal para pemiliknya. Dan kemudian ditempati oleh para pejabat militer.
Keadaan terus berlanjut hingga awal tahun 1970, saat pemerintah mengadakan perluasan dan pembangunan kawasan baru. Sebagian perwira dan pejabat negara yang tinggal di kawasan Pusat Kota dan juga apartemen Yacoubian banyak yang pindah ke kawasan baru tersebut. Di antara kawasan baru itu adalah Mohandessin dan Nasr City.
Upaya Pemeliharaan dan Penghidupan Kembali Kairo Khedivial
Pada Januari 2000, Kemenkominfo Mesir membentuk sebuah tim bernama CULTNAT, Pusat Dokumentasi Budaya dan Warisan Alam, yang salahsatu proyeknya adalah mendokumentasikan warisan-warisan budaya serta bangunan-bangunan bersejarah. Cultnat menjadikan kawasan Pusat Kota sebagai contoh ideal untuk proyek warisan budaya dan arsitektur. Sebuah kawasan yang lahir hasil dari kolaborasi desain eropa dan lokal.
Kesadaran masyarakat terhadap penjagaan warisan seni dan arsitektur bangunan masih belum sepenuhnya terbentuk. Hingga menjadikan Pusat Kota tidak terawat dan usang penuh debu. Selain itu, transaksi jual-beli bebas di sepanjang hampir tiap ruas jalan, menjadikan keadaan Pusat Kota semakin menderita dari kelalaian pemeliharaan.
Dan pada tahun 2009, Kementrian Kebudayaan Mesir melaksanakan proyek budaya yang bertujuan mengembangkan kawasan Pusat Kota. Diharapkan dari pelaksanaan proyek tersebut dapat terus menjaga dan melestarikan bangunan-bangunan dengan karakter khas di pusat ibukota Mesir.
Tahrir Sq. around 1970 |
Miami Box Office (Sulaiman Pasha St.) around 1946 |
Opera Sq. Star of Last Century |
26 Juli St. around 1941 |
Sulaiman Pasha St. 1945 |
Sulaiman Pasha Sq. around 1930 |
Sulaiman Pasha Sq. around 1940 |
Attabah Sq. around 1940 |
Untuk melihat foto-foto Downtown terkini silakan kunjungi link ini
Bagikan
Downtown: Eksotisme Eropa dan Museum Terbuka
4/
5
Oleh
Ziaulhaq Usri