Skip to main content

Featured post

Sekedar Nanya

  Hanya sebuah pertanyaan: Mengapa sang penyair berkata: " Ala laita as-syababa ya‘udu yauman... fa-ukhbirahu bima fa‘ala al masyibu " (Oh, seandainya masa muda kembali walau sehari... agar bisa kuceritakan apa yang telah dilakukan usia tua)? Mengapa ia tidak berkata, " Ala laitat at-tufulata ta‘udu yauman " (Oh, seandainya masa kanak-kanak kembali walau sehari)? Mengapa masa muda dan bukan masa kanak-kanak? Apakah karena seseorang yang berada di usia muda akan lebih memahami dan menyadari apa yang dilakukan usia tua dibandingkan seorang anak kecil? Padahal, anak-anak zaman sekarang memahami segalanya. Apakah ada alasan lain untuk lebih memilih masa muda dibandingkan masa kanak-kanak? Padahal, saya sering mendengar banyak orang mengatakan bahwa masa terindah adalah masa kanak-kanak, dan mereka berharap bisa kembali menjadi anak kecil lagi. Tentu saja, saya tidak tahu apakah ada alasan lain selain itu, karena maknanya ada di "perut penyair." Dan ini adalah ...

Jalan Menuju Ilmu: Nasihat untuk Para Pelajar

Nasihat untuk Para Pelajar

بسم الله الرحمن الرحيم

Segala puji bagi Allah, Tuhan Semesta Alam. Shalawat dan salam semoga selalu tercurah kepada Nabi Muhammad, keluarganya, sahabatnya, dan seluruh pengikutnya.


Banyak yang meminta saya memberikan sedikit nasihat untuk para pelajar. Maka, dengan kerendahan hati, saya ingin membagikan beberapa hal yang mungkin bermanfaat untuk perjalanan belajar Anda.


1. Miliki Ambisi Tinggi dalam Belajar

Belajar bukan hanya soal menambah wawasan atau mencari keberkahan ilmu. Jadikan tujuanmu lebih besar—mencapai derajat yang tinggi di hadapan Allah dan sesama. Allah berfirman dalam hadis qudsi:

"Aku sesuai dengan prasangka hamba-Ku kepada-Ku, maka hendaklah ia berprasangka baik kepada-Ku."

Ambillah inspirasi dari tokoh-tokoh besar seperti Imam Nawawi dan Imam Subki. Berusaha menjadi seperti mereka, atau bahkan lebih baik, bukanlah hal yang mustahil. Jangan batasi diri pada satu bidang ilmu saja. Para ulama terdahulu menguasai berbagai disiplin ilmu. Kamu pun bisa!

Namun, ingatlah, ambisi besar harus disertai usaha nyata. Pepatah mengatakan:
"Barang siapa ingin sukses, ia harus rela begadang."

Tips Meningkatkan Semangat Belajar:

  1. Tetapkan niat dan tekad yang kuat.
  2. Baca kisah-kisah tokoh yang bersemangat tinggi.
  3. Dekati orang-orang yang memotivasimu.
  4. Berdoa meminta pertolongan kepada Allah.
  5. Hindari teman-teman yang malas.

2. Kuasai Ilmu dengan Mendalam

Belajar bukan hanya membaca sebanyak mungkin buku. Lebih baik memahami satu buku secara mendalam daripada membaca sepuluh buku tanpa memahami isinya. Fokuslah pada kualitas, bukan kuantitas.

Seorang ulama sejati bukanlah yang membaca paling banyak, tetapi yang paling memahami ilmunya.

Tips Memperdalam Ilmu:

  1. Belajar langsung kepada guru yang kompeten.
  2. Diskusikan pelajaran dengan teman.
  3. Ulangi materi yang sudah dipelajari.
  4. Hafalkan poin-poin inti.
  5. Sadari pentingnya ilmu yang Kamu pelajari.

3. Susun Prioritas Belajar

Pelajaran agama memiliki dua kategori:

  1. Ilmu alat seperti ushul fikih, nahwu, dan logika.
  2. Ilmu tujuan seperti Al-Qur'an, hadis, dan fikih.

Mulailah dengan ilmu yang paling relevan, misalnya fikih. Jangan langsung melompat ke kitab-kitab besar atau pembahasan perbandingan mazhab, karena itu dapat membingungkan. Belajarlah secara bertahap:

  • Mulai dari kitab sederhana,
  • Lanjut ke kitab menengah,
  • Hingga kitab tingkat tinggi.

4. Amalkan Ilmu dan Perbaiki Diri

Ilmu tanpa amal ibarat pohon tanpa buah. Dengan mengamalkan ilmu, Allah akan membuka pintu pengetahuan baru. Sebaliknya, ilmu tanpa amal hanya akan membawa kesombongan.

Tips Mengamalkan Ilmu:

  1. Perbaiki niatmu. Tanyakan kepada diri sendiri: Mengapa saya belajar? Apakah untuk Allah atau hanya untuk tujuan dunia?
  2. Tingkatkan ibadah untuk mendekatkan diri kepada Allah.
  3. Carilah pembimbing yang dapat mendidik akhlak Anda.

5. Sebarkan Ilmu

Allah, para malaikat, dan seluruh makhluk-Nya mendoakan orang yang mengajarkan kebaikan. Menyampaikan ilmu adalah tugas para nabi. Namun, jangan terburu-buru mengajar sebelum merasa benar-benar siap.

Menyebarkan ilmu tidak hanya soal ilmu syar’i, tetapi juga tentang mengingatkan manusia akan kebesaran Allah dan menanamkan cinta kepada-Nya di hati orang lain.


Penutup

Semoga Allah menjadikan kita semua sebagai hamba yang mengamalkan ilmu, mendakwahkannya, dan mendapatkan keberkahan dari ilmu tersebut.

Amin, ya Rabbal ‘Alamin.
Shalawat dan salam semoga tercurah kepada Nabi Muhammad, keluarganya, sahabatnya, dan seluruh pengikutnya.
Wassalam.


Sumber di sini 👉 ÙˆØµÙŠØ© لطلاب العلم

Comments

Popular posts from this blog

Kata-kata Kotor/Hinaan/Ejekan dalam Bahasa Arab Mesir (1)

Kata Panggilan untuk Teman/Orang yang Lebih Tua dalam Bahasa Arab

Kata-kata Kotor/Hinaan/Ejekan dalam Bahasa Arab Mesir (2)

Tahun 2024 Sudah Mau Berakhir: Resolusi Belum Tercapai? Yuk Belajar dari Nabi!

Anjuran Islam untuk Menyediakan Pendidikan yang Setara bagi Perempuan