2 Jan 2014

Just Memory

Tulisan ini hanya sebuah memori, sebuah kenangan dalam perjalanan kehidupan.
Gadis, ruang dan waktu telah memisahkan kita. Namun bukan berarti kita jauh. Bukankah hati kita selalu terpaut selama nafas masih berhembus?
Bukankah kau selalu bilang bahwa aku adalah duniamu? Nafas kehidupan dari Tuhan untukmu?

Saat ku sendiri, aku merasa bahwa kau selalu ada di sisimu. Bahkan lebih dekat dari itu, kau selalu ada dalam bayangku di tiap detik yang ku lalui. .
Kau adalah untaian puisi yang kutulis dengan tinta cintamu.
Aku masih tetap aku, meskipun kesendirian hingga kini masih menyelimuti hari-hariku.
Genggaman tanganmu tak pernah kulepas, meski angan dan harapan kita telah sirna. Namun aku masih di sini, tetap menunggumu. Menunggu saat-saat indah pertemuan kita.
Aku masih tetap tersenyum menunggumu. Bahagia pun tumpah dalam hatiku saat aku mendengar kabar tentangmu.
Kau adalah permata, yang menerangi gelapnya hati dalam kebekuan dunia.
Ya, kau adalah bidadari yang datang untuk menemani perjalanan hidupku.
Namun, .
Cukup sudah aku hidup dalam bayang-bayang ketidak-pastian dirimu.
Cukup sudah aku habiskan sisa umurku dalam keragu-raguan angan dan harapan kita.
Cukup sudah semua sampai di sini.
Goodbye! . . .



Bagikan

Jangan lewatkan

Just Memory
4/ 5
Oleh

Subscribe via email

Suka dengan artikel di atas? Tambahkan email Anda untuk berlangganan.