1 May 2014

Sistem Pendidikan Republik Arab Mesir Bag 1


A.                  LATAR BELAKANG

Republic Arab Mesir luasnya kurang lebih 1 juta km persegi, terletak di bagian timur laut benua Afrika dan Semenanjung Sinai di barat daya benua Asia. Mesir berbatasan dengan Laut Mediternia di Utara, Laut Merah, Kanal Suez dan Teluk Aqaba di bagian Timur. Daerah semenanjung Sinai dipisahkan dari daerah Mesir lainnya oleh kanal Suez. Di barat, Mesir berbatasan dengan Negara Libia, dan Sudan di selatan.

Mesir berpenduduk 71.873.906 jiwa pada tahun 2004 (World Almanac 2005) dengan komposisi 36% berusia di bawah 15 tahun, dan 3,7% di atas 65 tahun. Pada tahun 1990, penduduk Mesir baru mencapai 55 juta dan diperkirakan mencapai 75 juta jiwa pada tahun 2010.pertumbuhan penduduk pada tahun 1950 dan 1960-an, rata-rata 2,4 dan 2,5% pertahun dan meningkat hamper 2,75% tahun 1970-an, sehingga menjadi salahsatu Negara di dunia yang pertumbuhan penduduknya paling tinggi. Ini berarti bahwa kira-kira 1,3 juta penduduk bertambah setiap tahun. Angka kelahiran rata-rata 40,9 jiwa per 1000 penduduk dan angka kematian sekitar 11% per 1000 penduduk. Secara etnis, Mesir terdiri dari suku Ejipsi, Badui dan Barbar. Agama penduduk Mesir adalah Islam (85%), sebagian besar adalah Sunni, dan agama-agama lain (15%). Angka buta huruf rakyat Mesir masih tinggi, mencapai 26%.

Daratan Mesir dari utara ke selatan di belah dua oleh sungai Nil dan kemudian terbagi dalam dua daerah: Mesir Atas dan Mesir Bawah. Kedua daerah ini dibagi lagi dalam 26 provinsi atau kegubernuran, 150 kabupaten, dan 808  buah kecamatan dengan luas daerah yang berpariasi. System pemerintahan yang bersifat dasentralisasi sejak tahun 1979, telah memperbesar kekuasaan gubernur sebagai wakil presiden di daerah, dan ini telah mendorong keterlibatan masyarakat lebih besar dalam  membuat keputusan yang berkaitan dengan prioritas sosio-ekonomi masyarakat lapisan bawah.

Topograpi daerah Mesir berbentuk padang pasir di bagian barat dan timur serta lembah sungai Nil dengan deltanya. Padang pasir barat yang mencakup 68% daratan Mesir merupakan daerah tanah tandus kering, yang ditutupi oleh dataran pasir yang sangat luas, bukit-buit pasir yang berpindah-pindah karena angin, dan lembah-lembah dalam yang luas. Sebagian lembah itu seperti Qattara, Siwa, Fayum berada di bawah permukaan laut. Pada beberapa lembah, seperti Kharga, Farafara, Bahriya, Dakhla dan Fayum terdapat pertanian yang sangat terbatas.

Padang pasir timur, yang juga dikenal dengan Padang Pasir Arab, merupakan dataran tinggi atau Plato yang terbagi-bagi atas lembah-lembah dalam, mencakup 22% daratan Mesir. Daerah-daerah yang didiami penduduk terutama daerah lembah dan delta sungai Nil yang luasnya hanya 4% dari luas daratan. Selain lembah dan delta Nil, daerah yang didiami penduduk adalah daerah sepanjang Terusan Suez dan pantai Laut Merah, Laut Mediterania, dan teluk Aqaba.

Pertumbuhan penduduk yang sangat cepat mempunyai dampak yang besar terhadap struktur social masyarakat Mesir. Tekanan pertambahan jumlah penduduk makin terasa dampaknya pada tanah dan tempat tinggal penduduk di daerah delta dan lembah sungai Nil dan hal ini terus meningkat dari tahun ke tahun, walaupun usaha-usaha untuk memperluas daerah tempat tinggal terus diupayakan oleh pemerintah. Dalam daerah yang telah didiami penduduk ini, yang luasnya hanya 5,5% dari seluruh wiayah Mesir, kepadatan penduduk pada tahun 1976 adalah 695 orang per kilometer persegi, dan meningkat menjadi 935 orang pada tahun 2000, yang merupakan salahsatu daerah agraris terpadat di dunia.

Penduduk yang aktif secara ekonomi masih kecil jumlahnya di Mesir, dan proporsinya hanya 48,3% dari seluruh penduduk pada tahun 1997. Kondisi ini disebabkan oleh factor  social-budaya masyarakat Mesir, terutama mengenai peran kaum ibu dalam masyarakat. Ini terlihat dari peran kaum ibu yang hanya 9,6%. Faktor lainnya yang mempengaruhi kecilnya proporsi penduduk aktif eonomi ini adalah besarnya jumlah penduduk di bawah usia 15 tahun yang mencapai 40% pada tahun 1987, dan turun menjadi 35,6% tahun 1997. Keadaan in sangat tidak menguntungkan karena punya dampak langsung terhadap konsumsi, belanja dan investasi Negara.

Karakteristik penting lain di Mesir ialah besarnya proporsi penduduk yang tinggal di daerah perkotaan. Prosentase penduduk yang tinggal dan hidup di daerah perkotaan adalah 31,9% tahun 1950-an, 54,8% tahun 1985, dan diperkirakan mencapai 70,3% pada tahun 2010. Governoret Kairo, misalnya, yang berpenduduk hanya 2 juta orang tahun 1950, naik menjadi 15 juta pada tahun 2004.

Pertambahan penduduk ota yang sangat cepat ini merupakan beban berat dan masalah dalam hal perumahan, transfortasi, fasilitas, dan pelayanan lainnya bagi penduduk, termasuk pula daerah tempat tinggal. Masalah ini diperbesar lagi dengan terjadinya perluasan daerah kota pada areal pertanian. Diperkirakan akan terjadi penyusutan lahan pertanian sampai 15% sampai pada tahun 2010 jika pembangunan tujuh buah kota baru tidak dipindahkan ke daerah-daerah yang bukan daerah pertanian.

Suatu penelitian yang dilakukan terhadap distribsi penduduk aktif ekonomi dari berbagai sector menunjukan bahwa jumlah pekerja pertanian menurun dari 56,6% menjdi 38,5% dalam masa 40 tahun dari 1960 sampai 2000, sedangan jumlah tenaga buruh pada pabrik-pabrik meningkat dari 12 menjadi 16,1% pada periode yang sama.

Jumlah keseluruhan orang-orang yang bekerja pada tahun 1987 tercatat 12,4 juta dengan distribusi sebagai berikut: 19,1% pada pemerintah, 10,3% pada pada pelayanan masyarakat, dan 70,6% pada sector swasta. Pegawai pemerintah meningkat 137% dari tahun 1965 sampai 1988, sementara jumlah penduduk meningkat 35%. Jumlah pekerjaan di sector agrarian menurun dari 46,5% dari seluruh orang bekerja menjadi 38,5% dalam tahun 1988. Jumlah professional dan pekerja teknik meningkat dari 6% menjadi 10,5% pada periode yang sama.
Untuk menghindari pengangguran massal diantara lulusan pendidikan tinggi, pemerintah menjamin, secara prinsip, pekerjaan pada sector pemerintahan atau perusahaan Negara bagi yang tidak mendapat pekerjaan di sector swasta. Hal ini telah menimbulkan berbagai dampak yang tidak baik karena jaminanya pekerjaan ini telah meningkatkan permintaan untuk memasukkan pendidikan tinggi, yang selanjutnya berakibat pada kelebihan orang-orang berpendidikan tinggi; resikonya adalah pemerintah terpaksa menciptakan pekerjaan-pekerjaan baru yang sebenarnya tidak perlu ada. Hal ini jelas mengurangi tingkat produktivitas perusahaan pemerintah dan swasta yang sesungguhnya sudah rendah.

Tingkat pengangguran diperkirakan mencapai 11% dari total tenga kerja yang ada dalam tahun 1997. Jumlah penganggur ini disebabkan oleh berbagai factor, yang terpenting diantaranya ialah terbatasnya kapasitas dan lahan pertanian Mesir untuk menyerap tenaga kerja, sementara kerja pertanian semakin membutukan tenaga manusia. Lebih jauh lagi, semakin banyaknya ana muda yang berpendidikan lebih tinggi yang tidak suka bekerja di daerah pedesaan atau pedalaman.

Suatu survey mengenai level pendidikan penduduk Mesir yang dilakukan pada tahun 1986 menunjukan bahwa hanya 4,1% yang memiliki gelar universitas. Prosentase penduduk yang berpendidikan sekolah menengah mencpai 21,7%. Jumlah ini tercapai karena adanya ekspansi pendidikan pada level sekolah menengah dan pendidikan tinggi. Penduduk yang buta huruf tercatat 70,8% dari penduduk berusia di atas 10 tahun pada 1960, 56,3% tahun 1976 dan 49,4% dalam tahun 1986. Jumlah wanita buta huruf masih tetap 70% lebih tinggi dari pria buta huruf. Walaupun terjadi perbaikan dalam prosentase, namun dalam jumlah absout angka illeterasi terus meningkat.

Agama Islam adalah agama Negara di Mesir, dan bahasa Arab bahasa resmi Negara. Cita-cita demokrasi terus dikembangkan dengan berbagai cara untuk menentang foedalisme, monopoli dan eksploitasi. Pendidikan wajib selama 8 tahun pada pendidikan dasar dan dapat ditambah ke tingkat pendidikan yang ebih tinggi. Pendidikan adalah gratis pada seluruh sekolah-seolah negeri. Negara mengawasi seluruh kegiatan pendidikan dan menjamin otonomi unversitas dan pusat-pusat penelitian dengan catatan bahwa semua kegiatan itu diarahkan pada usaha-usaha eperluan masyarakat dan pada peningkatan produktivitas. Penghapusan buta huruf merupakan tugas nasional dan Islam adalah pelajaran dasar dalam kurikulum.


Republic Arab Mesir mempunya Dewan Perwakilan Rakyat yang terdiri dari 444 anggota yang dipilih dan tambahan 10 orang yang ditunjuk oleh presiden. Kira-kira 50% anggota DPR Mesir yang dipilih berasal dari rakyat tani dan buruh. Mesir juga mempunya “Dewan Konsultatif” dan sebuah badan yang dikenal dengan “Dewan Khusus Nasional” yang berfumgsi membantu Presiden. Mesir dibagi dalam 26 governorat yang masing-masingnya dikepalai oleh seorang gubernur yang diangkat oleh Presiden. Menurut undang-undang no. 43 tahun 1979, governoret mempunyai fungsi administrative yang penting dalam bidang pendidikan, kesehatan, perumahan, pertanian, irigasi, transportasi dan lain-lain. Kementerian Pendidikan di pusat bertanggung jawab atas kebijakan-kebijakan dan perencanaan secara keseluruhan dan kelanjutannya, sedangkan governorat bertanggung jawab atas pengimplementasian dan pengadministrasiannya.

Sistem Pendidikan Republik Arab Mesir
Diterbitkan Oleh: Atdikbud KBRI Kairo 2006

Bagikan

Jangan lewatkan

Sistem Pendidikan Republik Arab Mesir Bag 1
4/ 5
Oleh

Subscribe via email

Suka dengan artikel di atas? Tambahkan email Anda untuk berlangganan.

1 komentar:

Tulis komentar
avatar
Anonymous
4 May 2014 at 15:44

Great information. Lucky me I ran across your website by chance (stumbleupon).
I've book marked it for later!

My webpage; auto zone coupon

Reply