Menelusuri Alexandria Era Nasser dalam Novel 'Pohon-Pohon Berjalan di Alexandria' Karya Alaa Al Aswany
Novel "Pohon-Pohon Berjalan di Alexandria" karya Alaa Al Aswany
Novel "Pohon-Pohon Berjalan di Alexandria" karya Alaa Al Aswany, penulis asal Mesir, baru saja diterbitkan oleh Hachette Antoine-Naufal di Beirut. Cerita ini membawa pembaca ke Alexandria pada era Presiden Gamal Abdel Nasser. Novel ini mengeksplorasi perubahan politik, sosial, dan ekonomi yang menyertai transisi dari monarki ke Nasirisme, serta dampaknya pada masyarakat kosmopolitan Alexandria.
Alaa Al Aswany menggambarkan kehidupan para pendatang asing yang dulunya hidup berdampingan dengan penduduk setempat. Kehidupan damai mereka berbalik drastis akibat revolusi: ada yang bisnisnya dinasionalisasi, yang lain jadi sasaran kecurigaan karena latar belakang Barat mereka, dan ada pula yang dipaksa bergabung dengan sistem lewat bujukan dan intimidasi. Selain itu, novel ini juga mengisahkan orang-orang Mesir yang kehilangan status sosial, ditekan oleh kelas baru yang kaya dan berkuasa, serta mereka yang percaya pada revolusi namun akhirnya kecewa.
Alaa Al Aswany, seorang novelis dan dokter asal Mesir, dikenal dengan karya-karya yang memukau perhatian pembaca dan kritikus. Karyanya telah diterjemahkan ke lebih dari 37 bahasa. Beberapa novel terkenalnya termasuk "The Yacoubian Building," "Chicago," "Automobile Club of Egypt," dan "The Republic, As If." Dia telah meraih banyak penghargaan sastra, seperti "Hadiah Cavafy" dari Yunani dan "Hadiah Grinzane Cavour" dari Italia, serta dianugerahi Medali Seni dan Sastra Prancis.
Dalam novel ini, ada dialog menarik yang mengangkat cerita tentang Zarqa al-Yamama, seorang wanita Arab dengan penglihatan tajam yang dapat mendeteksi pergerakan musuh dari jauh. Meski diperingatkan, kaumnya tak percaya ketika ia mengatakan bahwa pohon-pohon berjalan—dan ternyata musuh menyamar dengan ranting pohon untuk menyerang. Hal ini menggambarkan bagaimana seniman sering melihat sesuatu lebih awal dari orang lain.
Dialog ini kemudian berlanjut:
– "Apa kamu pernah dengar tentang Zarqa al-Yamama?"
– "Tidak."
– "Zarqa al-Yamama adalah wanita Arab zaman dulu, terkenal karena penglihatannya yang super tajam. Suku-nya mengandalkannya untuk melihat pergerakan musuh dari jauh. Suatu hari, dia bilang ke kaumnya: 'Aku melihat pohon-pohon berjalan.' Tapi mereka tidak percaya, malah menertawakannya. Ternyata, musuh menyamar dengan ranting pohon dan menyerang mereka. Seniman itu seperti Zarqa al-Yamama, bisa melihat lebih awal daripada yang lain."
Lida tersenyum dan bertanya:
– "Dan sekarang, apa yang kamu lihat, wahai seniman?"
Aku menjawab:
– "Pohon-pohon berjalan di Alexandria..."
Tagar:
#AlaaAlAswany #PohonBerjalan #Alexandria #NovelMesir #SejarahMesir #GamalAbdelNasser #Literatur #PerubahanSosial #Nasirisme
Kata Kunci:
- Novel Alaa Al Aswany
- Pohon-Pohon Berjalan di Alexandria
- Alexandria era Nasser
- Perubahan politik Mesir
- Masyarakat kosmopolitan Alexandria
- Nasirisme
- Sejarah Mesir
Comments
Post a Comment