Skip to main content

Featured post

Sekedar Nanya

  Hanya sebuah pertanyaan: Mengapa sang penyair berkata: " Ala laita as-syababa ya‘udu yauman... fa-ukhbirahu bima fa‘ala al masyibu " (Oh, seandainya masa muda kembali walau sehari... agar bisa kuceritakan apa yang telah dilakukan usia tua)? Mengapa ia tidak berkata, " Ala laitat at-tufulata ta‘udu yauman " (Oh, seandainya masa kanak-kanak kembali walau sehari)? Mengapa masa muda dan bukan masa kanak-kanak? Apakah karena seseorang yang berada di usia muda akan lebih memahami dan menyadari apa yang dilakukan usia tua dibandingkan seorang anak kecil? Padahal, anak-anak zaman sekarang memahami segalanya. Apakah ada alasan lain untuk lebih memilih masa muda dibandingkan masa kanak-kanak? Padahal, saya sering mendengar banyak orang mengatakan bahwa masa terindah adalah masa kanak-kanak, dan mereka berharap bisa kembali menjadi anak kecil lagi. Tentu saja, saya tidak tahu apakah ada alasan lain selain itu, karena maknanya ada di "perut penyair." Dan ini adalah ...

Kemanusiaan dalam Islam: Antara Nilai dan Realitas

Kemanusiaan dalam Islam: Antara Nilai dan Realitas

Kemanusiaan dalam Islam membawa pada hasil alami berupa kesetaraan di antara seluruh manusia, karena mereka semua adalah keturunan Adam. Setiap manusia memiliki hak untuk hidup, kebebasan, penghormatan, dan kemuliaan. Mereka adalah saudara dalam kemanusiaan, berbagi bumi beserta sumber dayanya, serta setara dalam hak dan kewajiban yang telah ditetapkan.

Islam memuliakan manusia karena sifat kemanusiaannya tanpa memandang ras, jenis kelamin, atau agama. Allah berfirman:

"Dan sungguh, telah Kami muliakan anak cucu Adam, Kami angkut mereka di daratan dan di lautan, Kami beri mereka rezeki dari yang baik-baik, dan Kami lebihkan mereka di atas banyak makhluk yang telah Kami ciptakan dengan kelebihan yang sempurna."

(QS. Al-Isra: 70)

Dengan prinsip ini, Islam menegaskan bahwa siapa yang membunuh satu jiwa tanpa alasan yang benar, maka seakan-akan dia telah membunuh seluruh manusia. Sebaliknya, siapa yang menyelamatkan satu jiwa, maka seakan-akan dia telah menyelamatkan seluruh manusia. Allah berfirman:

"Barang siapa membunuh seorang manusia, bukan karena orang itu (membunuh) orang lain atau bukan karena membuat kerusakan di muka bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh semua manusia. Dan barang siapa yang memelihara kehidupan seorang manusia, maka seakan-akan dia telah memelihara kehidupan semua manusia."

(QS. Al-Maidah: 32)

Islam mengajarkan nilai-nilai luhur kemanusiaan ini sebagai landasan utama dalam hubungan antarmanusia dan dalam menjaga keharmonisan dunia.


Keywords: Kemanusiaan dalam Islam, nilai kemanusiaan menurut Islam, kesetaraan manusia dalam Islam, Islam dan penghormatan terhadap manusia, hak asasi manusia dalam Islam, Al-Qur'an tentang kemanusiaan, QS Al-Isra 70 tentang kemuliaan manusia, QS Al-Maidah 32 makna kehidupan, Islam sebagai agama kemanusiaan, konsep penghormatan dalam Islam, ayat Al-Qur'an tentang kesetaraan manusia, Islam dan hak hidup manusia, penghormatan terhadap kemanusiaan menurut Al-Qur'an, nilai universal Islam tentang manusia, landasan hubungan antarmanusia dalam Islam.


Comments

Popular posts from this blog

Kata-kata Kotor/Hinaan/Ejekan dalam Bahasa Arab Mesir (1)

Kata Panggilan untuk Teman/Orang yang Lebih Tua dalam Bahasa Arab

Kata-kata Kotor/Hinaan/Ejekan dalam Bahasa Arab Mesir (2)

Tahun 2024 Sudah Mau Berakhir: Resolusi Belum Tercapai? Yuk Belajar dari Nabi!

Anjuran Islam untuk Menyediakan Pendidikan yang Setara bagi Perempuan