Skip to main content

Posts

Showing posts from 2025

Featured post

Sekedar Nanya

  Hanya sebuah pertanyaan: Mengapa sang penyair berkata: " Ala laita as-syababa ya‘udu yauman... fa-ukhbirahu bima fa‘ala al masyibu " (Oh, seandainya masa muda kembali walau sehari... agar bisa kuceritakan apa yang telah dilakukan usia tua)? Mengapa ia tidak berkata, " Ala laitat at-tufulata ta‘udu yauman " (Oh, seandainya masa kanak-kanak kembali walau sehari)? Mengapa masa muda dan bukan masa kanak-kanak? Apakah karena seseorang yang berada di usia muda akan lebih memahami dan menyadari apa yang dilakukan usia tua dibandingkan seorang anak kecil? Padahal, anak-anak zaman sekarang memahami segalanya. Apakah ada alasan lain untuk lebih memilih masa muda dibandingkan masa kanak-kanak? Padahal, saya sering mendengar banyak orang mengatakan bahwa masa terindah adalah masa kanak-kanak, dan mereka berharap bisa kembali menjadi anak kecil lagi. Tentu saja, saya tidak tahu apakah ada alasan lain selain itu, karena maknanya ada di "perut penyair." Dan ini adalah ...

Sekedar Nanya

  Hanya sebuah pertanyaan: Mengapa sang penyair berkata: " Ala laita as-syababa ya‘udu yauman... fa-ukhbirahu bima fa‘ala al masyibu " (Oh, seandainya masa muda kembali walau sehari... agar bisa kuceritakan apa yang telah dilakukan usia tua)? Mengapa ia tidak berkata, " Ala laitat at-tufulata ta‘udu yauman " (Oh, seandainya masa kanak-kanak kembali walau sehari)? Mengapa masa muda dan bukan masa kanak-kanak? Apakah karena seseorang yang berada di usia muda akan lebih memahami dan menyadari apa yang dilakukan usia tua dibandingkan seorang anak kecil? Padahal, anak-anak zaman sekarang memahami segalanya. Apakah ada alasan lain untuk lebih memilih masa muda dibandingkan masa kanak-kanak? Padahal, saya sering mendengar banyak orang mengatakan bahwa masa terindah adalah masa kanak-kanak, dan mereka berharap bisa kembali menjadi anak kecil lagi. Tentu saja, saya tidak tahu apakah ada alasan lain selain itu, karena maknanya ada di "perut penyair." Dan ini adalah ...

Jalan Menuju Ilmu: Nasihat untuk Para Pelajar

Nasihat untuk Para Pelajar بسم الله الرحمن الرحيم Segala puji bagi Allah, Tuhan Semesta Alam. Shalawat dan salam semoga selalu tercurah kepada Nabi Muhammad, keluarganya, sahabatnya, dan seluruh pengikutnya. Banyak yang meminta saya memberikan sedikit nasihat untuk para pelajar. Maka, dengan kerendahan hati, saya ingin membagikan beberapa hal yang mungkin bermanfaat untuk perjalanan belajar Anda. 1. Miliki Ambisi Tinggi dalam Belajar Belajar bukan hanya soal menambah wawasan atau mencari keberkahan ilmu. Jadikan tujuanmu lebih besar—mencapai derajat yang tinggi di hadapan Allah dan sesama. Allah berfirman dalam hadis qudsi: "Aku sesuai dengan prasangka hamba-Ku kepada-Ku, maka hendaklah ia berprasangka baik kepada-Ku." Ambillah inspirasi dari tokoh-tokoh besar seperti Imam Nawawi dan Imam Subki. Berusaha menjadi seperti mereka, atau bahkan lebih baik, bukanlah hal yang mustahil. Jangan batasi diri pada satu bidang ilmu saja. Para ulama terdahulu menguasai berbagai disiplin il...